Selasa, 06 Januari 2009

Pedang, Lidah dan Hati

Lidah lebih tajam dari sebilah pedang. Kok Bisa ? Pedang yang diasah dengan tajam mampu merobek-robek raga dengan tidak kenal ampun, bahkan nyawa pun bisa melayang pergi dari badan. Begirulah hebatnya sebilah pedang, dia akan mengganas apabila digunakan oleh manusia yang dipenuhi oleh nafsu angkara untuk menindas dan menganiaya orang lain. Tapi bagaimana dengan lidah yang hanya seonggok daging, lemah dan tidak bertulang, bagaimana bisa lebih tajam dari sebilah pedang.
Kehebatan lidah memang sering luput dari perhatian, karena lidah bukan menyerang raga secara langsung akan tetapi mampu mencabik-cabik bagian vital terdalam, yaitu hati. Satu kali tebasan pedang hanya meninggalkan satu mata luka di badan, tapi satu kali sabetan lidah dapat merobek-robek hancur hati berkali-kali dengan luka yang sangat sulit untuk dihilangkan. Luka tangan dapat diobati tapi luka hati...
Dari sini dapat kita lihat betapa besar arti dari sebuah hati.. sekali luluh lantak tidak cuman batin yang sakit ragapun bisa ikut sakit. Semakin kita tahu bahayanya lidah, tajamnya lidah, tentu kita harusnya bisa jauh lebih mengerti akan arti besarnya hati. Menjaga lidah, identik dengan menjaga hati, yang tentunya kembali kepada rasa seandainya ak menjadi dia, membayangkan kita berdiri didepan cermin, yang kita hadapi adalah bayangan diri, tidak mungkin kita memaki, mencaci dan menjatuhkan harga diri sendiri, tentunya kita akan berbicara dengan hati, lembut dan tanpa memaki.

2 komentar:

Nita Ningrum, , M.Si mengatakan...

hati cinta dan rasa adalah pilihan...
saat hati memilih "itu"
lalu dikomunikasikan dengan otak bahwa "itu" diterima kemudian diolah menjadi cinta...dan baru "itu" bisa dirasakan...
hati citna dan rasa adalah anugerah tungal dari sang pencipta bagi manusia...
yang hanya bisa dirasakan dan dinikmati sebagai "bentuk" kebahagiaan dari manusia atas hati citna dan rasa yang dimilikinya...
orang lain ga adak bisa merasakan..hanya menilai apa yang kita miliki..
hati cinta dan rasa tidak pernah menuntun kita untuk memaki ato berkata kasar pada diri...karena diri kita adalah ahl terindah yang ktia miliki...bahkan "dia" ga jauh lebih baik dari kita...karena kita bisa memperbaikinya...
:)

Nita Ningrum, , M.Si mengatakan...

dunia maya?
hm...
kalo dunia maya kak...semuanya bebas...
ga ada hal-hal yang mengemukakan dengan jelas aturan2 main di dunia maya....
yang jelas..kamu cocok..suka...pas dengan hati..itu yang bisa jalan...
kalo di dunia maya...orang yagn "nyambung" degnan kita..biasanya yang sedikit memiliki persamaan...
entah dari asal..kota kelahiran...senasib..satu pekerjaan..hati...pemikiran...pendapat...keseharian...
dari situ ita bisa menilai orang itu...
meski samar dan sekali lagi ga ada aturannya...